Seperti yang kita ketahui bahwa Jepang merupakan negara yang tertib berlalu lintas sehingga jarang sekali kita menemukan kemacetan maupun pelanggaran lalu lintas. Pasalnya, pemerintah telah memberlakukan peraturan lalu lintas yang ketat. Selain itu, Jepang merupakan negara yang menganut sistem kemudi kiri yang sama dengan Indonesia, sehingga ketika ingin berkendara di Jepang mungkin tidak akan sulit untuk membiasakannya. Di Jepang, rute lalu lintas antara pengguna kendaraan dan pejalan kaki lebih teratur.
Meskipun begitu, tetap saja kamu harus mempelajari rambu-rambu lalu lintas dan peraturan yang ada, dan tidak lupa memiliki izin mengemudi di Jepang. Rambu-rambu lalu lintas yang ada di Jepang kebanyakan ditunjukkan dalam bentuk simbol. Namun pada beberapa kasus, rambu lalu lintas tidak ditampilkan dalam bentuk gambar simbol, melainkan dalam bentuk huruf kanji. Berikut adalah hal-hal yang perlu kamu tahu tentang peraturan berkendara di Jepang seperti dilansir di artikel Kukche Languages ini.
Berhenti di Semua Perlintasan Kereta
Jika kita melintasi perlintasan kereta di Jepang, semua kendaraan harus berhenti untuk memberi waktu bagi kereta untuk melewatinya. Tidak hanya itu, ketika kita melewati kereta, kita dapat berhenti dan melihat sekeliling untuk mengecek kemungkinan datangnya kereta agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Di Jepang, sinyal kereta berfungsi normal, tetapi ini adalah tindakan pencegahan ekstra jika sinyal tidak berfungsi atau ada masalah untuk menghindari kecelakaan.
Sepeda dan Sepeda Motor Berjalan di sisi Jalan Paling Kiri
Mirip dengan Indonesia, dalam aturan lalu lintas Jepang, kendaraan berjalan kedepan di sisi kiri jalan raya. Maka, kursi pengemudi mobil di Jepang pun berada di sebelah kanan dalam mobil. Namun, terdapat satu peraturan khusus dimana para pengguna sepeda dan sepeda motor wajib untuk memakai sisi paling kiri di jalan raya Jepang dengan tujuan untuk memperlancar jalannya lalu lintas di Jepang.
Mendahulukan Pejalan Kaki yang Hendak Menyebrang
Semua pengguna jalan di Jepang dengan ketat memperhatikan rambu lalu lintas, bahkan tanpa perlindungan petugas keamanan. Mereka saling menghormati dan menjadi pengguna jalan. Biasanya di persimpangan di Jepang yang tidak ada lampu lalu lintas, pengemudi dan pejalan kaki yang ingin menyeberang akan berhenti dan menunggu beberapa detik. Tak hanya itu, hak pejalan kaki untuk menyeberang jalan diutamakan. Oleh karena itu, setelah pejalan kaki melintasi jalan raya, pengemudi akan memulihkan kecepatan kendaraannya.
Tidak Boleh Berhenti di Sisi Kiri saat Lampu Merah
Seperti halnya di Indonesia, jika ada rambu lalu lintas dengan tanda panah putih mengarah ke kiri, berarti bisa belok kiri meski ada lampu merah. Inilah mengapa Anda tidak bisa menyalakan lampu merah di sisi kiri, agar tidak mengganggu kendaraan lain. Namun tetap berhati-hati saat berbelok ke kiri untuk menghindari tabrakan dengan kendaraan lain.
Lampu Merah yang Tetap dipatuhi Sekalipun Jalanan Sepi
Salah satu penyebab kemacetan lalu lintas tertentu di Jepang adalah penerangan lampu lalu lintas yang berlebihan di berbagai persimpangan. Meski hanya berupa perempatan sempit di kawasan pemukiman, pemerintah setempat tak segan-segan memasang lampu lalu lintas di sini untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas antara pejalan kaki dan pengendara di Jepang.
Sekalipun lingkungan di sekitar lampu lalu lintas sepi, pengemudi dan pejalan kaki Jepang wajib mematuhinya. Jika lampu sinyal menunjukkan tanda berhenti maka pengguna kendaraan pasti akan berhenti, begitu pula sebaliknya, jika lampu sinyal masih menunjukkan tanda jalan, maka pejalan kaki yang ingin menyeberang akan menunggu dengan sabar di pinggir jalan hingga lampu berubah warna.
Kecepatan
Di Jepang, orang mengemudi dengan sangat lambat, bahkan sangat lambat. Bahkan di jalan raya Jepang, Anda tidak diperbolehkan ngebut. Tak hanya itu kita harus perhatikan rambu batas kecepatan dan cara berkendara, serta perhatikan kecepatan lalu lintas di sekitarnya untuk menjamin keselamatan di jalan raya.
Tak hanya itu terdapat banyak rambu lalu lintas yang tersebar di Jepang, namun kita harus mengingat 7 rambu lalu lintas dasar yang sering ditemukan di Jepang. Inilah 7 Rambu-rambu Lalu Lintas di Jepang yang wajib diketahui :
止まれ (Tomare) berhenti
Sumber gambar: savvytokyo.com
Rambu ini biasanya ditulis dalam tanda segitiga berwarna merah atau tercetak di sekitar perempatan jalan.
止まるな (Tomaruna) dilarang berhenti
Di beberapa jalur terdapat bagian tempat kendaraan tidak boleh berhenti karena akan menggangu ketertiban jalan
危険(Kiken) Bahaya
Saat melihat tanda ini berarti kita harus berhenti berhati-hati saat melewatinya.
駐 車 禁止 (Chuusha Kinshi) dilarang parkir
Kita tidak boleh sembarangan parkir di jalanan Jepang karena kita bisa kena tilang. Untuk mencari tempat parkir kita bisa melihat tanda huruf P atau tulisan 駐車 場 (Chuushajou). Keduanya memiliki arti parkir.Namun apabila kita melihat tanda 駐 車 禁止 (Chuusha kinshi) artinya adalah sebaliknya yaitu dilarang parkir.
一方通行 (Ippou Tsuukou) Jalan satu arah
Sumber gambar: wow-j.com
Di beberapa jalan kita akan menemui tanda ini yang menginstruksikan kita untuk berhati-hati karena jalan akan menjadi satu arah .
工事中(Kouji Chuu) Sedang dalam konstruksi
Awal tahun bisa dibilang merupakan waktu pembenahan Jalan dilakukan sehingga biasanya di Jepang kita akan menemui banyak tanda 工事 中 disertai gambar orang yang sedang melakukan konstruksi. Di jalur dua arah, biasanya jalan yang sedang diperbaiki ini akan dijaga oleh petugas yang membawa bendera merah dan putih untuk mengatur jalur lalu lintas.
徐行 (Jokou) Perlambat laju
Sumber gambar: ontheroad.toyotires.jp
Di beberapa kawasan kita akan menemui simbol ini yang menyuruh kita untuk memperlambat laju kendaraan.
Itulah beberapa aturan dan rambu lalu lintas yang harus kamu ketahui. Jangan sampai melanggarnya yaa! Sampai jumpa di artikel www.kukchelanguages.com berikutnya!
Comments