top of page
Cari
Gambar penulisAdityas Dewi

Bagaimana Sih Rasanya Puasa di Jepang?



Tak terasa sedikit lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, tak terkecuali di seluruh dunia pun telah bersiap siap untuk menyambutnya. Bulan Ramadhan terasa sangat istimewa dan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu karena selain menahan rasa lapar dan nafsu dari terbit matahari hingga tenggelamnya matahari, juga sebagai ajang silaturahmi serta mengejar pahala.


Di Jepang, penduduk terpadat di Jepang beragama Buddha dan Shinto. Puasa disebut Danjiki. Istilah ini mengacu pada biksu Buddha Jepang, yang artinya tidak makan dan minum. Meski begitu, toleransi antar umat beragama masih tinggi. Masyarakat Jepang sangat mengapresiasi dan memberikan kebebasan beribadah, salah satunya menjalankan puasa Ramadhan. Tidak hanya itu, dengan pengaruh beberapa budaya dan komunitas Muslim yang masuk ke Jepang, dan seiring dengan berjalannya waktu, banyak orang Jepang yang masuk Islam. Artikel Kukche Languages ini akan memberi tahu bagaimana rasanya puasa di Jepang.


Berpuasa Lebih Lama

Karena Ramadhan di Jepang bertepatan dengan musim panas, matahari terbit lebih awal dan matahari terbenam lebih lama, sehingga waktu puasa di Jepang lebih lama dibandingkan di Indonesia yang hanya 13 jam. Lamanya puasa juga dipengaruhi oleh lokasinya. Di wilayah utara, seperti Sapporo, kegiatan sahur dilaksanakan sebelum pukul 02.00 dini hari, karena waktu shalat subuh sudah pukul 02.31, dan waktu puasa (Maghrib) adalah pukul 18.30, jadi setidaknya di Jepang Waktu puasa 16-17 jam. Sekarang, pada saat yang sama, waktu Isya hanya muncul sekitar pukul 8.30 malam, jadi Tarawih dimulai pukul 21.00 malam dan berakhir sekitar pukul 22.00 malam.


Berkumpul di Islamic Center


Di Jepang, masyarakat muslim di Jepang akan berkumpul di Islamic Center Jepang yang terletak di Tokyo. Mereka kemudian membentuk sebuah kepanitiaan yang akan bertugas selama 1 bulan puasa, tugasnya yaitu menyusun berbagai acara yang akan dilaksanakan saat bulan Ramadhan berlangsung. Selama bulan Ramadhan ini biasanya mereka mengadakan dialog keagamaan, menentukan jadwal shalat berjama’ah, buka puasa bersama, sampai membagikan buku-buku keagamaan yang berguna untuk memperdalam ilmu agama di sana. Tak hanya itu, islamic centre juga berfungsi sebagai tempat anak anak maupun orang dewasa untuk mengkhatamkan hafalan Al-Quran selama ramadhan maupun beribadah.


Buka Puasa Bersama

Sumber gambar: cnnindonesia.com


Ketika Ramadhan tiba, masjid-masjid di Jepang pun menyajikan makanan khas dari berbagai negara secara gratis untuk menu berbuka bagi umat muslim. Di sana kalian akan berbaur dengan umat muslim antar negara dan mencicipi makanan khas yang kebanyakan lebih cenderung ke makanan khas Timur Tengah seperti Arab dan Turki. Selain itu, ada juga makanan western berupa Spaghetti dan Makaroni. Setelah berbuka puasa, para jamaah akan berkumpul untuk Sholat Maghrib, Isya dan Tarawih serta mendengarkan ceramah. Namun sepertinya untuk tahun ini kegiatan seperti ini pun harus dibatasi karena pandemi yang belum berakhir dan hal ini membuat mereka akhirnya melakukan buka puasa dengan sanak saudara terdekat maupun melalui aplikasi online seperti Zoom dan Google Meet.


Aktivitas Berjalan Normal


Selain itu, perbedaan bulan Ramadhan di Jepang dengan Indonesia adalah masyarakat muslim tetap bekerja karena tidak ada hari libur sekalipun saat hari H lebaran. Oleh karena itu masyarakat muslim di Jepang sering memperhatikan berita dari komunitas muslim maupun asosiasi muslim di Jepang untuk mengetahui tanggal lebaran demi mengajukan cuti agar bisa berkumpul dengan keluarga. Aktivitas berjalan seperti biasa dan kita juga akan melihat banyak orang makan dan minum di depan umum. Tetapi, tidak jarang juga masyarakat Jepang yang bertanya apakah tidak apa-apa bekerja sambil berpuasa, atau bolehkah mereka makan dan minum di samping orang yang berpuasa. Tentunya setelah dijelaskan, mereka dapat mengerti dan seringkali izin saat ingin makan di depan umat muslim yang berpuasa.


Ada banyak muslim yang tinggal di Jepang. Jadi, kamu tidak perlu khawatir berpuasa sendiri. Tetap semangat beribadah walaupun merantau di negara orang!

Sampai jumpa di artikel www.kukchelanguages.com berikutnya!


Comentarios


bottom of page