top of page
Cari
Gambar penulisAdityas Dewi

Perbedaan yang Dialami oleh Orang Indonesia Selama Tinggal di Jepang


Jepang, negeri matahari terbit, tidak diragukan lagi terkenal dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan, budaya dan sejarah yang kaya, serta inovasi modern yang fantastis. Selain itu, juga merupakan salah satu negara teraman, terbersih dan paling disiplin di dunia.


Untuk membuat Jepang menjadi bangsa yang luar biasa, orang Jepang terus berlatih dan membentuk kebiasaan dan perilaku yang unik. Banyak orang asing yang berjuang keras untuk tinggal di sini pada awalnya karena ada begitu banyak kebiasaan Jepang yang harus mereka ambil. Saat pertama kali tiba di Jepang, sangat mudah untuk membuat banyak kesalahan pemula. Dari salam hingga kebiasaan makan, segala sesuatu tentang adat Jepang membutuhkan waktu untuk dipelajari. Tapi apa yang terjadi setelah tinggal di Jepang untuk beberapa waktu? Pada artikel Kukche Languages ini, berikut beberapa kebiasaan yang diperoleh setelah tinggal di Jepang.


1. Tadinya Menyapa Hanya Sekedar “Halo”, Jadi Memikirkan Etika Bersapa


Ini mungkin salah satu kebiasaan orang Jepang pertama yang perlu diketahui sebelum datang ke Jepang. Orang Jepang saling menyapa dengan membungkuk. Tergantung pada hubungan antara dua orang, salam dapat berkisar dari sedikit anggukan hingga membungkuk. Semakin lama membungkuknya, maka semakin tinggi rasa hormat dan rasa terima kasih yang lebih dalam diungkapkan. Orang Barat lebih akrab dengan berjabat tangan, orang Jepang belajar membungkuk sejak usia sangat muda dan kebiasaan ini telah menjadi budaya sapaan mereka saat ini. Jika Kita bertemu seseorang yang lebih tua, tidak membungkuk sambil mengatakan "Halo" bisa dianggap tidak sopan dan tidak sopan. Membungkukkan badan memainkan peran yang sangat penting baik dalam lingkungan kerja Jepang dan kehidupan sehari-hari. Faktanya, banyak perusahaan Jepang bahkan memiliki kursus pelatihan membungkuk yang terpisah untuk karyawan mereka.


2. Tadinya Malas Kerja, Jadi Workaholic

Jepang juga sudah lama dikenal dengan budaya workaholicnya. Bahkan, ada ungkapan terkenal yang disebut “Karoshi”, yang berarti bekerja sampai mati, untuk menunjukkan situasi kerja di Jepang. Ini bukan hanya kebiasaan Jepang tetapi budaya di sini. Orang Jepang percaya bahwa bekerja lembur adalah tanda bahwa kita adalah orang yang pekerja keras. Tidak ada yang ingin menjadi orang pertama yang meninggalkan kantor. Mereka berpikir bahwa hanya orang malas yang meninggalkan kantor lebih awal. Alasan lain adalah tekanan untuk mendapatkan uang dan mencari nafkah, terutama di kota-kota besar di Jepang.


Jika kita bepergian ke Jepang pada hari kerja, kita mungkin melihat banyak pria dan wanita mengenakan jas atau blazer dan membawa tas kerja, berjalan di jalan pada akhir jam 12.00 atau bahkan jam 1 – 2 pagi. Banyak dari mereka bahkan tidak hanya bekerja lembur di kantor mereka tetapi juga memiliki pekerjaan paruh waktu sesudahnya atau di akhir pekan. Meskipun pemerintah dan perusahaan secara aktif melakukan upaya terbaik mereka untuk mengurangi jumlah jam kerja ekstra, situasinya tampaknya tidak berubah.

Tapi kamu jangan sampai bekerja berlebihan ya! Jangan lupa untuk istirahat.


3. Tadinya Malas Antri, Jadi Sabar Menunggu Dalam Antrian


Orang Jepang sangat pandai mengantri. Mereka dapat menghabiskan 4-5 jam mengantri untuk suatu acara tanpa masalah. Mungkin karena kesabaran dan ketekunan adalah bagian penting dari pendidikan Jepang. Setiap anak di sini diajarkan dengan hati-hati tentang disiplin diri dan rasa hormat. Mereka segera mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu, harus dengan tenang dan sabar menunggu giliran. Tidak ada interupsi atau keluhan kasar yang diperbolehkan. Tidak jarang melihat orang-orang di sini mengantri untuk berbelanja atau untuk acara. Pada tahun 2011, dunia sekali lagi dihebohkan dengan betapa disiplin dan terorganisirnya masyarakat Jepang setelah mengalami bencana gempa dan tsunami dahsyat. Bahkan di saat genting pun, mereka tetap berpegang teguh pada antrian untuk mendapatkan makanan, air, dan peralatan penting.


4. Yang Tadinya Malas Piket Kelas, Jadi Peduli Kebersihan Sekitar


Orang Jepang sangat memperhatikan kebersihan. Tidak jarang melihat penggemar atau pemain sepak bola Jepang membersihkan sampah setelah pertandingan. Foto tentang kebersihan Jepang telah ditampilkan berkali-kali di TV, terutama di acara-acara besar seperti Piala Dunia 2014 dan 2018. Budaya ini muncul dikarenakan tiap orang Jepang belajar cara membersihkan sejak SD. Alih-alih mempekerjakan orang lain, sekolah-sekolah Jepang membiarkan siswa mereka berlatih membersihkan lingkunganya hampir setiap hari. Siswa tidak hanya menjaga ruang kelas mereka sendiri tetapi juga menjaga area umum seperti WC atau lobi. Orang Jepang percaya bahwa praktik kebersihan akan membantu anak-anak menjadi warga negara yang bertanggung jawab di masa depan. Praktik kebersihan harian menjadikan Jepang salah satu negara terbersih di dunia.


5. Tadinya suka ngaret, jadi tepat waktu.


Berikutnya juga merupakan salah satu kebiasaan orang Jepang yang paling signifikan. Seperti yang diketahui, orang Jepang sangat tepat waktu. Jadi jika tidak ingin meninggalkan kesan yang tidak menyenangkan bagi orang lain, pastikan untuk datang tepat waktu. Sebenarnya lebih baik datang ke lokasi pertemuan sebelum 5-10 menit. Misalnya, jika janjian pada jam 8 dan tiba tepat pada jam 8, maka dianggap terlambat. Itu karena, di Jepang, orang biasanya datang sekitar 10 menit lebih awal. Ketika janjian pada jam 8, itu berarti orang lain mengharapkan berkumpul pada jam 8 daripada 8:15.


Itulah beberapa perubahan yang mungkin kamu alami kalau tinggal lama di Jepang. Ada yang baik, ada yang buruk. Namun, kamu jangan sampai terbiasa melakukan sisi buruknya ya!

Jangan lupa untuk terus kepoin web www.kukchelanguages.com agar bisa tahu banyak info tentang kehidupan di Jepang!

Opmerkingen


bottom of page