Bagi kebanyakan Muslim Jepang dan mancanegara, hari raya Muslim Idul Fitri tidak berarti banyak. Tetapi bagi ratusan ribu Muslim di negara itu, ini adalah akhir Ramadhan di kalender Muslim. Liburan merayakan berakhirnya puasa hampir sebulan penuh, fajar hingga matahari terbenam selama bulan Ramadhan. Hari Idul Fitri jatuh pada hari pertama bulan Syawal. Tanggal perayaan lokal bervariasi karena tanggal dimulainya setiap bulan lunar Hijriah bervariasi berdasarkan pengamatan bulan baru seperti yang diakui oleh otoritas agama setempat.
Idul fitri pada dasarnya menandakan berakhirnya puasa Ramadhan. Pada hari itu, umat Islam berdoa untuk menandai berakhirnya puasa dan biasanya menghabiskan waktu dengan menikmati waktu bersama keluarga dan teman. Hari itu umumnya melibatkan makan dan memberi hadiah kepada orang yang dicintai. Acara dan hari itu memiliki penekanan yang kuat pada kebersamaan dan kebahagiaan. Pada siang hari, orang kerap memakai baju baru untuk acara-acara khusus. Umat Muslim sering mengadakan pesta Idul Fitri setelah sholat subuh di masjid, di universitas atau di lokasi lain di mana orang dapat berkumpul. Banyak non-Muslim Jepang juga telah berpartisipasi dalam pesta Idul Fitri ini.
Perayaan Idul Fitri di Jepang juga melibatkan sholat Idul Fitri, bertemu dengan sanak keluarga untuk bermaaf maafan dan silaturahmi serta makan makanan lezat bersama teman dan anggota keluarga. Sebagian besar Muslim akan pergi ke masjid di seluruh Jepang untuk sholat Idul Fitri seperti yang diharapkan. Festival Idul Fitri diadakan di sejumlah lokasi di berbagai penjuru negara. Ada sekitar 80 masjid di sekitar Jepang dengan ukuran yang bervariasi dan banyak yang dikatakan relatif kecil. Salah satu tempat peribadatan Islam terbesar adalah Tokyo Camii, yang terletak di Distrik Shibuya dan mudah diakses melalui stasiun terdekat, Yoyogi Uehara di Jalur Odakyu. Masjid bergaya Ottoman di jantung kota metropolis ini berbatasan dengan Pusat Kebudayaan Turki dan dapat menampung sekitar 1.200 jemaah. Selain itu juga Masjid Indonesia Tokyo juga mengadakan sholat idul fitri, kegiatan ini biasanya dibagi ke dalam tiga gelombang, dengan waktu sholat selama 30 menit per gelombangnya.
Jadi, muslim di Jepang tetap menjalankan shalat id berjamaah. Setelah shalat id, biasanya masyarakat juga saling bersalam-salaman, saling memaafkan. Itulah cara Jepang merayakan idul fitri. Ya, meski perayaan hari raya nggak semarak seperti di Indonesia, meski hari raya muslim tidak meriah, tapi bukan berarti tidak dirayakan lho. Penting untuk diingat bahwa festival dan masjid memiliki aturan dan tradisi tertentu yang harus diikuti dan kita bisa mengikutinya untuk merasakan suasana yang berbeda saat lebaran idul fitri di Jepang.
Pernah mengalami Hari Lebaran di Jepang? Ceritakan pengalamanmu di komentar ya! Selamat hari raya Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin!
Jangan lupa terus kepoin artikel-artikel informatif lainnya di web www.kukchelanguages.com yaa!
Comments