Bagi kalian yang sudah berkesempatan tinggal di Jepang dalam jangka pendek, atau mungkin sering melihat live streaming orang Jepang di internet, apakah kalian pernah menyadari bagaimana orang Jepang sering sekali mengatakan 「すみません」(sumimasen) yang berarti “Maaf”?
Bagi kalian yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk mendengar atau berbicara dengan orang Jepang langsung, ayo kita tambah sedikit pengetahuan baru mengenai Jepang!
Hari ini kita akan membahas mengenai kebiasaan meminta maaf yang sering membuat orang-orang dari negara lain keheranan.
· Jenis-jenis cara bicara dalam Bahasa Jepang
· Hubungan kebiasaan meminta maaf dengan cara bicara Bahasa Jepang
· Pelajaran bagi kita (terutama bagi yang berencana tinggal di Jepang)
Jenis-jenis cara bicara dalam Bahasa Jepang Berbeda dengan Bahasa Indonesia yang tidak memiliki hierarki dalam bercakap, Jepang memiliki beberapa cara bicara berdasarkan hierarki kita dalam percakapan.
普通語「ふつうご」(futsuu-go)
“Futsuu-go” berarti Bahasa biasa/ normal. Bahasa ini merupakan bentuk tersimple dalam Bahasa Jepang dan biasa digunakan saat berbicara dengan teman seumuran atau orang-orang di bawah kita (baik dari segi umur maupun pangkat). Bahasa ini biasa menunjukkan kedekatan kita terhadap orang lain, maka bila dengan orang yang tidak terlalu kita tahu, kita menggunakan Bahasa ini tanpa mendapat ijin dari mereka terlebih dahulu, akan dianggap tidak sopan karena kita telah melewati garis kenyamanan mereka dalam bersosialisasi.
敬語「けいご」(kei-go)
“Kei-go” atau Bahasa sopan merupakan bentuk paling dasar dan umum digunakan saat berbicara dengan siapapun. Sebelum kita bisa memasuki zona “futsuu-go”, kita harus selalu memulai cara bicara kita dengan “kei-go” untuk menunjukkan bahwa kita menghargai mereka dan tidak akan melewati batas kenyamanan mereka tanpa ijin, alias, nggak SKSD.
謙譲語「けんじょうご」(kenjou-go)
“Kenjou-go” berarti Bahasa rendah hati. Bahasa ini merupakan step-up dari “Kei-go” dimana kita memposisikan kita lebih rendah dari orang yang kita ajak bicara seolah kita sedang menunduk terhadap orang tersebut. Bahasa ini digunakan disaat subject dalam percakapan merupakan diri kita sendiri dan hal-hal yang berkaitan dengan kita. Bentuk Bahasa ini sangat penting sekali untuk menunjukkan tidak hanya penghargaan kita terhadap orang yang kita ajak bicara, melainkan juga agar mereka mengerti bahwa kita datang dengan maksud baik.
尊敬語「そんけいご」(sonkei-go)
“Sonkei-go” yang berarti Bahasa menghargai merupakan Bahasa tertinggi dalam Bahasa Jepang. Bentuk ini digunakan ketika kita sedang berbicara mengenai orang selain diri kita sendiri. Bahasa ini meninggikan orang yang dibicarakan, seolah memberikan dia takhtah untuk menunjukkan betapa berharga dan pentingnya mereka di mata kita.
Hubungan kebiasaan meminta maaf dengan cara bicara Bahasa Jepang Sekarang kita tahu nih jenis-jenis cara bicara dalam Bahasa Jepang!
Tapi apa hubungannya?
Bila kalian memperhatikan dengan baik-baik dari bentuk di atas, akan disadari bagaimana Bahasa Jepang sangat mementingkan kenyamanan orang lain dibandingkan diri kita sendiri. Hanya disaat kita sudah dekat dengan lawan bicara kita barulah kita akan menggunakan bentuk biasa (futsuu-go) dari Bahasa Jepang.
Hal ini dikarenakan kultur Jepang yang selalu berpatokan pada “memikirkan orang lain”. Seperti yang sudah dibahas dalam “Omotenashi”, orang Jepang selalu membayangkan hal apa saja yang akan membuat mereka tidak nyaman dan berusaha agar tidak melakukan hal tersebut untuk menjaga kenyamanan orang lain juga. Dan mereka mengekspektasikan hal yang sama juga dari orang lain, bahwa orang itu juga memikirkan kenyamanan sekitar dan tidak mengganggunya.
Maka bila kita tidak sengaja mengganggu kenyamanan orang lain, walau bukan salah kita sekalipun, orang Jepang selalu secara otomatis mengatakan “sumimasen” atau “maaf”. Contoh paling dasarnya adalah ketika tidak sengaja bersenggolan bahu ketika sedang berjalan di tempat ramai. Namun orang Jepang juga sering sekali meminta maaf terlebih dahulu dibandingkan terima kasih ketika ada orang lain yang membantu mereka.
Pelajaran bagi kita (terutama bagi yang berencana tinggal di Jepang) dikarenakan kultur ini asing bagi orang Indonesia, fakta ini dapat menjadi pengetahuan tambahan mengenai bagaimana lingkungan sosial di luar Indonesia bekerja. Dan dengan mengetahui perbedaan kultur ini, kita bisa meningkatkan toleransi kita terhadap sesama manusia dengan cara beradaptasi sesuai kebutuhan/ekspektasi mereka terhadap lingkungan sekitar mereka. Karena bisa jadi hal-hal yang menurut kita biasa saja, menurut orang lain tidak sopan atau mengganggu. Semakin banyak yang kita ketahui, semakin siap kita menghadapi berbagai lingkungan sosial.
Jadi, kalau kalian ingin tahu lebih banyak lagi mengenai Jepang, cek di sini ya!
Comments